Essay: Evolusi Transportasi, dari kuda sampai mobil listrik, Apa Dampaknya Terhadap Iklim?

Sumber: Daihatsu.co.id

Abyan Fakhri, Kelompok 91

#TantanganMasDep #KATITB2021

Manusia selalu bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dari ribuan tahun silam, manusia memanfaatkan hewan sebagai alat transportasi untuk berpindah tempat dengan lebih cepat. Hewan seperti kuda, unta, dan kerbau sering digunakan dengan cara langsung menungganginya. Manusia semakin berkembang dan menemukan sebuah alat yaitu roda. 3500 tahun sebelum masehi, roda mulai digunakan dan dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk memobilisasi barang dan manusia. Roda juga sering dikombinasikan dengan hewan sebagai alat penariknya saat itu. Lalu, pada 1769 ditemukan sebuah mesin bertenaga uap. Mesin uap ini diadaptasi dan dikembangkan menjadi sebuah mesin yang bisa bergerak sendiri menggunakan roda, yaitu mobil. Mobil membuat mobilisasi barang dan manusia semakin bertambah cepat. Mobil semakin berkembang, sampai saat ini sudah merajalela diseluruh dunia yaitu mobil bertenaga minyak bumi, seperti solar dan bensin.

Berkembangnya teknologi kendaraan ini pada kenyataannya berbanding lurus dengan peningkatan polusi yang dihasilkan. Peningkatan polusi menyebabkan kerusakan lingkungan, perubahan iklim, dan jika dibiarkan akan menimbulkan bencana dan cuaca ekstrem. Keberadaan manusia dan seluruh makhluk hidup di dunia bisa terancam jika hal tersebut benar terjadi. Diawali dengan kendaraan dengan memanfaatkan hewan yang masih ramah lingkungan. Lalu penemuan roda, dimana jalan harus dibuka atau diratakan agar bisa dilewati, alam sedikit demi sedikit dirusak. Lalu penemuan mesin uap dan mesin berbahan dasar minyak dimana alam semakin dieksploitasi, ditambah polusi dari pembakaran yang dibuang begitu saja ke udara semakin meningkatkan kerusakan lingkungan. Di Indonesia saja, tepatnya di kota jakarta, 71% emisi pencemaran udara dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Di kota besar lainnya, kendaraan bermotor menyumbang 60 - 70% emisi pencemaran udara. Semakin tahun pencemaran udara semakin meningkat. Jika dibiarkan, pencemaran udara bisa menyebabkan kerusakan atmosfer, lalu menyebabkan panas bumi meningkat, lalu iklim berubah, dan bencana terjadi dimana-mana. Manusia belum tentu bisa menghadapinya.

Akhir-akhir ini, model transportasi terbaru ditemukan. Kendaraan yang masih sama yaitu mobil, namun menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan yaitu listrik. Memang pada faktanya, masih banyak pembangkit listrik yang menghasilkan polusi. Namun, banyak alternatif pembangkit listrik yang juga ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga air, angin, dan surya. Maka, ditemukannya sebuah kendaraan yang menggunakan energi listrik bisa menjadi solusi untuk mengurangi kerusakan lingkungan khususnya yang diakibatkan oleh polusi udara. Mobil listrik tidak menghasilkan emisi sama sekali. Selain itu, kendaraan listrik juga tidak menghasilkan kebisingan suara, sehingga mengurangi juga polusi suara. Penggunaan energi listrik juga lebih murah dibandingkan dengan biaya penggunaan bahan bakar minyak bumi. Tenaga mesin yang lebih kuat dan torsi mobil listrik yang dihasilkan juga lebih instan. Jika dilihat dari berbagai sudut pandang, kendaraan listrik ini banyak menghasilkan keuntungan.

Kemunculan kendaraan berenergi listrik ini akan menjadi tantangan masa depan untuk masyarakat Indonesia. Masyarakat harus bersiap dengan perubahan yang terjadi dan pemerintah juga harus siap memfasilitasi. Perusahaan kendaraan konvensional harus bersiap beradaptasi dan mulai beralih dari menjual kendaraan konvensional ke kendaraan listrik. Namun, perubahan ini tidak akan mudah karena perubahan akan sangat kompleks dan membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak. Mulai dari perusahaan yang menjual kendaraan, pemerintah yang membuat regulasi, bidang infrastruktur, edukasi untuk masyarakat, dan masih banyak lagi. Tanggapan pemerintah terhadap perubahan ini sangat positif. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengesahkan Perpres nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh pemerintah dengan terbangunnya 122 tempat pengisian daya kendaraan listrik yang tersebar di 83 lokasi

Sebagai masyarakat akademis, saya harus turut serta berkontribusi dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Dimulai dari langkan kecil yaitu ikut mempopulerkan kendaraan listrik di lingkungan sekitar. Banyak cara yang bisa digunakan seperti menjadikan sebuah trend kendaraan listrik di media sosial, mengkampanyekan kendaraan listrik, mengangkat isu kerusakan alam akibat polusi kendaraan konvensional, serta memberikan edukasi mengenai kendaraan listrik di lingkup keluarga dan lingkungan sekitar. Sebagai mahasiswa teknik planologi nantinya juga saya harus merancang kota yang cocok digunakan untuk kendaraan listrik. Merancang kota yang ramah lingkungan dengan menghasilkan sedikit polusi.

Referensi

Welianto, Ari. (2020). Alat Transportasi Manusia, Bermula dari Hewan. Kompas. Diakses dari laman
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/16/160000569/alat-transportasi-manusia-bermula-dari-hewan?page=all pada 2 Juli, 2021.

Ismiyati, Marlita, D. & Saidah, D. (2014). Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) – vol 2 No. 03. Diakses dari laman https://media.neliti.com/media/publications/112707-ID-pencemaran-udara-akibat-emisi-gas-buang.pdf pada 2 Juli, 2021.

Hidranto, Firman. (2021). Selamat Datang Kendaraan Listrik. Diakses dari laman https://indonesia.go.id/kategori/editorial/2704/selamat-datang-kendaraan-listrik pada 2 Juli, 2021.

Zulfrizal (Ed.). (2021). Hingga April 2021 Terbangun 122 Stasiun Isi Daya Kendaraan Listrik. Diakses dari laman https://ekonomi.bisnis.com/read/20210423/44/1385395/hingga-april-2021-terbangun-122-stasiun-isi-daya-kendaraan-listrik pada 2 Juli, 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialogue: Plan for Next Holiday

Future: Defining My Role