Story: Sejarah Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur
https://ngulon.com/10-tempat-wisata-di-cianjur-yang-wajib-dikunjungi/
https://ngulon.com/10-tempat-wisata-di-cianjur-yang-wajib-dikunjungi/
Dahulu
kala, waktu berusia 8 tahun R. Aria Wiratanudatar
mesantren di Cirebon mendalami ilmu agama Islam. Dia adalah seorang santri yang
paling menonjol dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan ilmu pemerintahan,
sehingga oleh kesultanan Cirebon diberi gelar Aria sebagai tanda anggota
kerabat keraton.
Setelah dewasa ia diminta oleh gurunya
mendirikan Kadipaten di Cinengah, gunanya untuk menyebarkan agama Islam.
Menyebarkan agama Islam di tengah masyarakat kita yang waktu itu beragama Hindu
dan Budha bukan hal yang gampang. Tantangan dan hambatan datang dari berbagai
sudut, Tapi berkat kepiawaiannya sedikit demi sedikit beliau bisa juga
merangkul masyarakat sekitanyar untuk memeluk agama Islam.
RA. Wiratanudatar sering bertafakur
mendekatkan diri pada Allah SWT di batu agung, tinaragung, Sagala herang. RA. Wiratanudatar didatangi
dan digoda putri Jin yang sangat cantik puteri dari raja jin Islam bernama
Syech Jubaedi. 3 puteri jin itu bernama Arum Cahaya, Arum wangi, Arum Endah dan
pengasuhnya bernama Arum Paka. Karena kekhusyuan RA. Wiratanudatar, putri
paling bungsu, Arum Endah, tertarik dan jatuh cinta kepada RA. Wiratanudatar.
Akhirnya sang putri Jin menikah dan melahirkan 3 orang putera bernama Rd.
Suryakencana, Rd. Andaka Wirusajagat dan Rd Endang Sukaesih. Sementara itu dari
manusia biasa RA. Wiratanudatar mempunyai 11
orang putera.
Setelah itu ia mengembara ke
daerah Cianjur menyusuri kali Citarum dengan membawa anak buahnya sebanyak 300
umpi. Setiap tempat disinggahinya sambil menyebarkan agama Islam dan ia pernah
bertemu dengan Rd. H Abdulsyukur, Kiai Gunung Wayang.
Setelah sampai di daerah Cianjur ia
merintis untuk mendirikan kota Cianjur dan menjadi Dalem pertama Kadipaten
Cianjur dengan wilayah kekuasaan sebagian wilayah Bogor dan Sukabumi. Sementara
itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari
tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub
nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).
Lokasi yang pertama kali dipilihnya adalah sekitar kp. Pamoyanan, tepat di tepi
Sungai cianjur, disanalah Dalem Cikundul mendirikan Pemerintahan, dengan
membangun pendopo sebagai tempat atau pusat Pemerintahan, yang hingga kini
gedung tersebut masih kokoh berdiri.
masa pemerintahan Bupati Rd. Aria
Wiratanu I ini antara tahun 1640- 1691 Masehi, setelah itu Pemerintahan di turunkan
kepada Putra Pertama nya dari keturunan Manusia, (karena Dalem Cikundul Konon
memiliki 2 Istri ,satu dari bangsa manusia dan satunya lagi dari Bangsa Jin,),
yang bernama Rd. Aria Wiramanggala, Atau dalem Tarikolot, bergelar Aria
Wiratanu II. dan memerintah dari tahun 1691 - 1707 Masehi.
Setelah lanjut usia ia menetap di Kp.
Majalaya dengan mendirikan Pesantren dan mengamalkan ilmu agamanya sampai
wafatnya yakni wafat pada hari jum`at 13 Robi`ul Awwal 1118 H / 25 juni
1706 M. 1706 Masehi dan dimakamkan di puncak Bukit Cijagang. Kampung Majalaya,
Desa Cijagang, Kecamatan Cikalong-kulon. Cianjur, Jawa Barat. Kisah uniknya
ialah konon beliau meninggalkan putra dan putri dari bangsa jin, 2 orang putra
- dan 1 putri, yaitu
1. Eyang Surya-kancana Mangku bumi .
yang hingga sekarang dipercayai bersemayam di Gunung Gede atau
hidup di alam jin.
2. Nyi Mas Indang Kancana alias Indang
Sukaesih alias Nyai Mas Kara, bersemayam di Gunung Ceremai.
3. R. Andaka Warusajagad di
gunung kumbang Karawang
dan keradenan di alam jin mulai di
hilangkan oleh Eyang Surya kancana Mangkubumi , sebab asal kata Raden adalah Ra
= Ruh = Roh dan Den= Din = agama jadi Raden atau Ruhdin adalah Rohnya Agama.
alasannya ditakutkan tidak bisa membawa
pada akhlak yang baik dan tidak sanggup membawanya ke jalan yang benar, karena
kalau akhlak tidak baik berarti menyalahi ruhnya agama sehingga berubah asal
kata Raden atau Ruhdin menjadi Ra= Rada dan Den = Edan jadi Raden = Rada
Edan.
maka dari itu semoga kita menjadi
manusia yang mengedepankan Akhlak yang baik, Silih Asih, Silih Asuh, Silih
Asah, dan Silih mewangikan sampai sepanjang masa.
Begitulah bagaimana cerita yang ada di
belakang bayangan nama jalan rumah Abayu yaitu jalan Aria Wiratanudatar. Jika
kita bermain ke puncak gunung Gede , Pangrango yang ada di dua kabupaten yaitu
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor, disana kita akan menemukan Check Point
terakhir dipuncaknya yaitu Alun Alun Suryakancana. Kenapa dinamakan Alun alun?
Karena konon katanya jika kamu bisa melihat hal hal mistis yang terjadi di
dunia ini, kamu akan bisa melihat sebuah Kerajaan megah yang ada di puncak
gunung gede, yaitu kerajaan yang didirikan oleh putra dari Aria Wiratanudatar
hasil pernikahannya dengan bangsa jin yaitu Eyang Suryakancana Mangkubumi.
Komentar
Posting Komentar