Essay: Budaya Cianjur, Kuda Kosong
Sumber: Youtube Deni Ibrahim Pane
Abyan Fakhri, Kelompok 91
#Mengbudaya #KATITB2021
Budaya arak-arakan kuda kosong adalah kesenian yang
berasal dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Awal mula munculnya kesenian kuda
kosong disebabkan oleh sejarah berdirinya Kabupaten Cianjur. Pada awal
berdirinya Kabupaten Cianjur, wilayahnya berada dibawah kekuasaan Kerajaan
Mataram. Untuk menjalin hubungan dengan Kerajaan Mataram, Bupati Kabupaten
Cianjur saat itu bersilaturahmi dengan membawa buah tangan berupa 3 butir padi,
3 lada, dan 3 cabai. Raja Mataram memaklumi buah tangan yang dibawa hanya sedikit
karena Kabupaten Cianjur baru saja berdiri. Walaupun begitu, Raja Mataram
sangat senang dengan kebaikan Bupati Cianjur membawa buah tangan untuknya.
Sebagai balasan atas kebaikan tersebut, Raja Mataram memberian oleh-oleh berupa
keris bertahtakan intan berlian, pohon saparantu, dan kuda jantan hitam Eropa.
Oleh-oleh inilah yang menjadi cikal bakal kesenian kuda kosong. Ketika Bupati
Cianjur pulang, masyarakat sangat bahagia karena mendapatkan oleh-oleh dari
Raja Mataram. Akhirnya, kuda pemberian Raja Mataram diarak berkeliling
Kabupaten Cianjur.
Sejak saat itu, prosesi arak-arakan kuda jantan
hitam selalu dirayakan setiap tahunnya. Selama diarak, kuda tersebut tidak
pernah ditunggangi siapapun karena dianggap yang berhak menungganginya hanyalah Raja Mataram. Pada abad ke-19 mulai diadakan pemanggilan arwah Raden
Suryakancana yaitu raja jin yang bersemayang dipuncak Gunung Gede, gunung yang
terletak di Kabupaten Cianjur, untuk menunggangi kuda tersebut. Namun karena
dianggap musyrik, maka pemanggilan arwah tersebut dilarang. Sekarang
arak-arakan kuda kosong hanya dijadikan sebuah pertunjukan kesenian sebagai
pengingat sejarah berdirinya Kabupaten Cianjur, dan selalu ditampilkan ketika
hari jadi Kabupaten Cianjur. Prosesi arak-arakan kuda kosong diawali dengan memandikan
kuda jantan hitam menggunakan air dari 7 sumur, lalu dimandikan oleh Bupati
Cianjur langsung. Kuda jantan ditutupi oleh kain hijau dipunggungnya, lalu
diarak mengelilingi Kabupaten Cianjur.
Peran Budaya Kuda Kosong sebagai 3T:
- Tontonan
Kesenian Kuda kosong selalu menjadi tontonan
masyarakat Cianjur di acara acara perayaan besar seperti hari jadi Cianjur atau
hari kemerdekaan Indonesia. Pertunjukan kuda kosong ini sering dinantikan oleh
masyarakat yang penasaran untuk melihat kuda tanpa penunggang yang terlihat
bisa bergerak sendiri seperti ada yang menunggangi. Konon yang menunggangi kuda
tersebut adalah Raden Suryakencana, raja jin yang bersemayam di Gunung Gede,
gunung yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Walaupun itu hanya mitos
yang menyebar di masyarakat, namun hal tersebut yang membuat pertunjukan ini
menarik dan menjadi hiburan tersendiri untuk masyaraka.
- Tuntunan
Kuda yang dalam sejarahnya ini adalah pemberian
dari kebaikan Raja Mataram, selalu dijaga dan dilestarikan sampai sekarang. Ada
nilai moral yang bisa diambil dari kesenian ini yaitu kita harus senantiasa
mengingat kebaikan orang lain dan harus berbuat baik kepada orang lain. Selain
itu, pemberian orang lain harus kita jaga dengan baik.
- Tatanan
Berdasarkan sejarahnya, pada awal bedirinya
Kabupaten Cianjur, bahan pangan yang banyak tersedia di wilayah Kabupaten
Cianjur adalah padi, cabai, dan lada. Hal ini sesuai dengan kondisi Kabupaten
Cianjur saat ini yang memiliki wilayah pertanian padi, yaitu sawah yang cukup luas.
Salah satu padi terbaik di Indonesia, yaitu beras Pandan Wangi, berasal dari
Kabupaten Cianjur. Beras ini menjadi ciri khas dan sudah menjadi bagian dari
masyarakat Kabupaten Cianjur. Pekerjaan menjadi petani beras cukup merajalela
di Kabupaten Cianjur bahkan banyak yang menjadikannya sebagai pekerjaan utama.
Sebagai mahasiswa planologi, Saya harus bisa
menjadikan budaya ini sebagai landasan dan pedoman dalam merencanakan
pembangunan Kabupaten Cianjur, yaitu memanfaatkan sektor yang menjadi kekuatan
dari Kabupaten Cianjur. Namun hal tersebut masih sangat jauh untuk bisa
direalisasikan. Kontribusi yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah
memberikan kesadaran kepada masyarakat Kabupaten Cianjur bahwa budaya ini
penting dan harus dilestarikan, selain itu juga memberi kesadaran bahwa budaya
ini bukan hanya tontonan tapi juga banyak pelajaran yang bisa diambil untuk
menguatkan masyarakat Kabupaten Cianjur dalam membangun wilayahnya dan lebih
mencintai tanah kelahirannya. Bagaimana caranya, yaitu dengan membuat riset
penelitian dan mendokumentasikan budaya ini, lalu disebarkan melalui media yang
mudah diakses dan mudah dipahami masyarakat, seperti video youtube, buku
sejarah yang mudah dipahami, dan menampilkan budaya ini pada berbagai acara.
Referensi
Khoeriyah, Elis. (2016). Dokumentasi
Budaya “Kuda Kosong” Cianjur. Universitas Padjajaran, Fakultas Ilmu Komunikasi, Departemen Komunikasi dan Informasi. Diakses 1 Juli, 2021,
dari http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/34578
Komentar
Posting Komentar